Laman

Cari Blog Ini

Minggu, 19 Februari 2012

Modernisasi & Ahli Jiwa

Modernisasi. Ini tentu bukan pilihan Anda atau sebuah pelarian dari tradisi lama. Dunia sedang berkembang. Anda akan melewati fase-fase dimana segala hal berbau teknologi. Ilmu pengetahuan yang instan, budaya bisnis global, dan komunikasi yang cepat. Ini adalah kenyataan bagi kebanyakan orang. Ya, walaupun ada di dalam sana penghuni kearifan alam yang bernama suku pedalaman atau apapun namanya. Sebagai pengguna perangkat teknologi modern seperti modem, hp *beringsut ke bb, lap top, tablet, dan segala macam alat elektronik lainnya yang serba on dengan klik satu jari, tentu adalah hal yang membosankan jika harus menunggu lama untuk sebuah keputusan. Tradisi baru dimulai. Dimana semua beban mental hampir diserahkan kepada Mbah google atau pertemanan sosial. Terlihat kompleks memang. Tetapi, damn!!! jika Anda harus berlama-lama berurusan dengan dunia maya. Walaubagaimana pun, dunia maya sangat berbeda. Di sana, dimana dunia terbungkus oleh seperangkat komputerisasi dan mekanisasi, Anda bisa menjadi apa saja. Percayalah!!! Tetapi, menjadi diri sendiri adalah bagian terpenting dari kehidupan ini.

Jarang orang yang mengenal & mau memahami diri sendiri. Sebagian besar orang melihat, meniru, dan mengoreksi orang lain. Mungkin inilah barangkali yang membuat peran ahli jiwa seperti psikiater, ahli terapis, psikolog, atau pun konselor tersisihkan perannya. Ya, seorang yang bernama manusia bukan saja ahli manipulasi tetapi ia juga bisa menjadi kritikus sejati!!

Tetapi cobalah memulai kita keluar dari jantung kita sendiri, melihat dari luar ke dalam sisi kita. Lihat baik-baik!!! jangan selalu melihat keluar! Lihatlah, coba renungkan. Betapa kita telah dimakan usia bukan? Ada yang berubah. Ini terjadi secara alami. Tetapi mengapa pemikiran kita tidak berubah? Manjalah, cengenglah, minta ditemeninlah, minta budi baik Tuhanlah... ingat, ini hanya kenangan masa kecil. Saat kita ditakut-takuti oleh malaikat kalau kita nakal. Saat kecengengan ditutupi dengan harga yang murah, yaitu seharga permen. Sekarang waktu sudah berjalan jauh. Usia pun semakin mendekat ke arah matahari terbenam. Cobalah untuk berpikir mandiri, maju, dan dinamis. Inilah mungkin yang dapat mewakili pemikiran yang disebut dengan kedewasaan.

Sayangnya, sebagian besar mencuri peran kekanak-kanakan (yang jeleknya tentunya). Anak yang baik tidak mengenal emosi dendam, marah, dan kebencian yang lama. Ia akan tersenyum kembali walau hanya melihat cahaya lampu kota. Berbeda dengan orang yang sudah dikatakan dewasa. Ia hanya melihat benci, dendam, murka, dan mengutuk diri. Inilah pembawaan yang salah. Jangan dipelihara.

Nah, sementara orang-orang asyik dengan sifak kecengengan, kemanjaan, mengutuk diri, dendam, benci_siapa yang bertanggung jawab mengembalikan sifat kemurnian anak kecilnya? Guru agamakah (tentu itu hanya ajaran sewaktu SD bukan?), Psikolog kah (waah, jarang ada tuh plank yang menyebutkan "praktek psikolog") atau konselor kah (tentu ingatan ini hanya ada dalam kenangan sekolah Anda kan...).

Jaman sekarang, memang banyak metode self-help atau penyembuhan terhadap diri sendiri. Kalau Anda merasa tertekan Anda bisa menjalankan hobi seperti maen game, memancing, bersepeda, naik gunung, dan yang lainnya. Sebagai wanita, woow.. sekarang makin banyak pusat spa dan kecantikan yang menawarkan alternatif baik. Berlama-lama di mall juga tidak salah. Ada tukang pijat refleksi, peralatan terapi, salon yang berdiskon, dan barang-barang diskon lainnya. Ya, dunia modern memberikan Anda sedikit terapi untuk berbagi kemewahannya. Ini tidak salah, jika Anda punya cukup uang tentunya.

Kembali lagi ke peran-peran seperti terapis, psikolog, atau konselor_yeah, sebenarnya mereka juga bukan penasihat Anda. Ingat, mereka hanya membantu untuk mengembalikan kesadaran Anda bahwa Anda punya potensi untuk menyelesaikan masalah sendiri. Anda selalu punya ide-ide yang kreatif untuk menyenangkan diri sendiri. Ini hanyalah sebuah cara untuk berbagi. Tak ada salah menemui mereka!!!!

Tidak ada komentar: