Aneh! banyak orang melakukan jual beli setiap hari... tapi kok fobia terhadap sales? Aku tidak mengatakan bangga pada seorang sales... tapi aku selalu menghargai setiap profesi..
Bayangkan saja!
Ibu kita belanja setiap hari
Kita naik kendaraan umum setiap hari (bayar ongkos atau beli bensin bukan?)
Kita membeli makan (kecuali masak sendiri & gasnya beli juga!)
Bayangkan!
Bagaimana kalau tidak ada penjual gorengan atau mie bakso? kalau tukang foto kopi tutup?
Masalahnya penjual itu ada yang menjual jasa, atau yang menjual produk. pembeli adalah raja. Memang benar! Pembeli merasa bangga telah membantu seorang penjual koran yang menjual korannya 1000 rupiah 2 jenis di tengah malam. Mungkin beritanya basi. Tetapi koran itu bermanfaat daripada kita gak melek informasi! Lumayan bisa dibuat alas baju di lemari atau bungkus2. Jadi jangan sok pahlawan dulu kalau kita merasa beli koran karena telah membantu penjualnya. Kita sama-sama menguntungkan kawan!
Dalam bisnis asuransi misalnya, jangan bangga dulu karena kita membantu seorang sales yang meraih komisi. Asuransi memang tidak terasa manfaatnya saat proses transaksi, namun kita bisa merasakan manfaatnya kalau sudah sakit!
Ingatlah! tukang ojeg menawarkan jasanya saat kemacetan kota menggila dan kita dikejar-kejar waktu.
Jangan anggap remeh penjual produk maupun jasa!
Bagaimana dengan pendidikan yang sudah melembaga? ini juga menjadi perusahaan jasa bukan? (melalui BHMN)... rumah sakit pun menjual jasa perawatan sampai produk obat-obatan bukan?
Tidak masalah dengan semuanya bukan? berbangga hatilah bagi orang-orang yang telah menjual kompetensi dirinya secara profesional. Orang-orang yang telah menjual harta, waktu, dan jasanya buat kebaikan.
Tidak apa-apa dengan kerja keras kalian! karena orang-orang sukses hanya segelintir orang. kesuksesan ada pada orang-orang yang siap, yang rela mengorbankan waktu dan tenaganya demi masa depan cemerlang. Berbuatlah yang terbaik.
Satu hal yang kusukai tentang kata-kata menjual, yaitu "menjual kompetensi diri". Kita boleh menjadi apapun, kita boleh menjadi siapa pun. Tetapi, galilah apa-apa yang menjadi potensi diri kita sendiri. Jangan jadi kerbau yang dicocok hidungnya, yang manut pada ketidakberdayaan. Beruntunglah untuk orang-orang yang menghargai kesempatan, pengalaman, dan kinerja orang lain.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar